TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis kondisi industri migas dapat membaik pada 2021.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pada 2020 sempat bergerak di bawah level US$30 per barel. Namun, pada 2021 dia optimistis harga minyak dapat bergerak pada level US$45 per barel.
Menurutnya, penggerak harga minyak tahun depan seiring dengan kehadiran vaksin Covid-19 dan implementasinya pada tahun depan. Dengan demikian, harga minya dan gas bumi diproyeksikan dapat lebih baik dibandingkan dengan 2020.
"Salah satu mitigasi kami supaya bisa mencapai target dengan meningkatkan aktivitas pengeboran dan lain-lain," paparnya pada Kamis 31 Desember 2020.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan bahwa berdasarkan catatan pada 2020, SKK Migas optimis dalam menyambut 2021.
SKK Migas telah selesai menyusun program kerja dan anggaran bersama KKKS guna mencapai target pemerintah.
“Kita ketahui target lifting minyak yang telah ditetapkan tidak berubah dari tahun ini yaitu 705 ribu BOPD, untuk memastikan tidak terjadinya penurunan produksi maka SKK Migas berupaya untuk melaksanakan kegiatan yang masif, agresif dan efisien. Kami juga bertekad, 2021 no decline produksi migas nasional," ungkapnya.